17 Agustus 2019, Indonesia merayakan hari kemerdekaan ke 74 tahun. Di istana negara digelar upacara kemerdekaan. Derap langkah pasukan pengibar bendera atau Paskibra menggema keheningan. Memantik setiap pandangan mata. Decak kagum menggelora seantero tanah air. Momen sakral terjadi ketika sang saka merah putih dibentangkan. Perlahan berkibar diiringi lagu Indonesia Raya.
Indonesia Tanah Air ku
Tanah Tumpah Darah ku
Di sana lah aku berdiri
Jadi pandu Ibuku
Indonesia Kebangsaan ku
Bangsa dan Tanah Air ku
Marilah kita berseru:
Indonesia bersatu!
Hiduplah tanahku
Hiduplah negeriku
Bangsaku Rakyatku Semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka! Merdeka!
Tanah ku Negeriku
Yang ku cinta
Indonesia Raya
Merdeka! Merdeka!
Hiduplah
Indonesia Raya
Lagu Indonesia Raya diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman. Sosok seorang wartawan, piawai memainkan biola. Aktif dalam pergerakan nasional. Ia menjadi buruan Polisi Hindia Belanda sejak menciptakan lagu “Indonesia Raya”. Soepratman ditangkap penjajah Belanda, kemudian dijebloskan ke penjara Kalisosok Surabaya. Gugur pada tanggal 17 Agustus 1928, di makamkan di Surabaya.
Hidup Soepratman didedikasikan untuk kemerdekaan Indonesia sampai akhir hayat. Namanya abadi lewat lagu Indonesia Raya. Lagu yang berhasil memompa daya juang rakyat. Keterbatasan tidak menghalangi keberanian melawan penjajah. Darah dan nyawa dikorbankan untuk merebut kemerdekaan. Dari Sabang sampai Merauke.
Kini 74 tahun Indonesia merdeka. Lagu Indonesia terus dinyanyikan di setiap acara kenegaraan. Apakah sebagian dari anak bangsa telah memahami makna yang terkandung di setiap nada. Spirit Indonesia raya yang mampu membuncah semangat perlawanan.
Indonesia Tanah Air ku
Tanah Tumpah Darah ku
Di sana lah aku berdiri
Jadi pandu Ibuku
Indonesia adalah tempat kita lahir, tumbuh, dan dewasa. Terhampar daratan dan lautan yang mengelilingi nusantara. Ribuan pulau. Terkandung kekayaan alam untuk kelangsungan hidup dari generasi ke generasi. Panorma hijau, gelombang biru, lukisan alam dari sang pencipta. Terumbu karang, elok gunung api, garis pantai, anugerah tak terkira.
Jutaan jiwa telah gugur agar ibu pertiwi tebebas dari belenggu kolonial. Darah telah tumpah, meresap di tanah yang subur, mengalir di sungai yang jernih. Peluh pejuang bercampur debu melewati lembah dan gunung. Menyusuri lebat hutan tropis. Hujan peluru memekakan telinga. Terus maju, ayo maju, tiada gentar.
Tidak ada senjata, bambu runcing pun siap. Kita adalah pandu. Kita adalah pelindung. Benteng ibu pertiwi. Kita berdiri untuk Indonesia. Kita berpihak untuk kemajuan Indonesia. Bersama memajukan Indonesia. Bersama membawa Indonesia memiliki kedaulatan. Kedaulatan pangan, energi, dan teknologi.
Indonesia Kebangsaan ku
Bangsa dan Tanah Air ku
Marilah kita berseru:
Indonesia bersatu!
Bangga kita menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Identitas sebagai bangsa Indonesia. KTP Indonesia. Disatukan dalam satu Bahasa, Bahasa Indonesia. Cita rasa Indonesia. Beraneka ragam suku, agama, warna, kebudayaan, tradisi, tapi tetap bersatu. Tidak mudah. Tidak ringan. Semua butuh pengorbanan dan penghormatan. Saling memahami.
Bersatu adalah keniscayaan. Ikatan yang kuat. Akar yang kuat. Membuat Indonesia tetap merdeka sampai hari ini. Jangan pernah sekali-kali menggadaikan Indonesia untuk kepentingan sesaat. Kepentingan kekayaan. Kepentingan pribadi atau golongan. Dekatkan yang kaya dan yang miskin, satukan lewat jalan kepedulian dan gotong royong. Bukan sekedar kata-kata. Melainkan karya, bukti yang bisa dirasakan secara fisik dan jiwa.
Hiduplah tanahku
Hiduplah negeriku
Bangsaku Rakyatku Semuanya
Tanah yang merdeka, artinya hidupmu merdeka. Negeri yang merdeka artinya hidupmu penuh damai dan bahagia. Hidup-hidupilah negerimu, tanahmu, bernama Indonesia. Agar hidupmu tumbuh bersemi dan berlimpah. Bukan semakin sengasara. Bukan menjadi jelata di negeri sendiri.
Jangan biarkan tanah direbut. Jangan biarkan negaramu dijual. Jangan biarkan rakyatmu, bangsamu ditukar dengan selembar kertas tak bernilai. Jadilah pemimpin adil. Jadilah pemimpin yang dicintai bangsa dan rakyatmu. Hidupmu amat berharga jika setiap langkahmu untuk kehidupan Indonesia.
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
SDM unggul, Indonesia Maju. Tema kemerdekaan kita tahun 2019. Bangunlah jiwanya, bangun karakternya, perbaiki kualitas guru-gurunya, maka SDM akan unggul. Berikan pendidikan terbaik. Akses teknologi dan ilmu pengetahuan terbaik. Berikan jalan anak negeri untuk berkarya. Bangun karakternya. Budayakan anti korupsi. Berikan ruang bagi insan gemilang negeri ini untuk tumbuh dan maju.
Inovasi-inovasi jangan hanya berhenti di penemuan dan penelitian. Bentangkan karpet merah karya-karya jenius putra putri terbaik Indonesia. Gunakan produk Indonesia. Cintai produk Indonesia. Beri akses agar produk Indonesia berdaya. Mampu bersaing. Lindungi karya mereka. Selamatkan karya mereka. SDM unggul hasilkan karya unggul.
Bangunlah badannya. Bangunlah infrastruktur yang menguntungkan anak negeri. Bangunlah aneka rupa mahakarya dengan melibatkan potensi dan kemampuan terbaik anak negeri. Jangan hambat mereka. Jangan kucilkan mereka. Bangunlah kesejahteraan. Bangunlah ketahanan pangan. Lumbung-lumbung penghidupan. Bangunlah sumber energi yang ditopang anak negeri, yang menguntungkan anak negeri.
Indonesia Raya
Merdeka! Merdeka!
Tanah ku Negeriku
Yang ku cinta
Indonesia Raya
Merdeka! Merdeka!
Hiduplah
Indonesia Raya
Slogan telah ditulis di setiap ruang dan bangunan. Kata-kata manis. Janji-janji manis dilontarkan. Bertumpuk-tumpuk aturan. Untuk siapa lagi jika bukan untuk Indonesia Raya. Indonesia yang luas, menaungi jutaan jiwa terdiri berbagai suku dan budaya. Semangat Indonesia Raya. Semangat berkarya. Bukan sekedar ungkapan semangat lewat kata-kata. Semangat berkemajuan. Semangat memajukan Indonesia secara nyata.
Sumber foto: krjogja