Kehidupan manusia bermula seperti selembar kertas putih. Seiring waktu, coretan aneka warna menghiasi. Kertas putih menjelma penuh warna. Ada warna kebaikan. Bercampur warna keburukan. Warna demi warna bercampur baur sampai akhir kehidupan.
Kehidupan menjadi indah manakala warna kebaikan lebih dominan. Satu warna kebaikan itu bernama zakat. Bagian dari rukun Islam. Wajib bagi muslim yang memiliki harta mencapai nishab. Zakat sering dilupakan ketika rizki sedang melimpah.
Zakat adalah perintah Islam. Mengeluarkan sebagian harta dalam waktu tertentu (haul atau ketika panen, dengan nilai tertentu (2,5%, 5%, 10%, atau 20%) dan sasaran tertentu (fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil).
Ketika zakat ditunaikan, harta jadi bersih, pembayar zakat (muzakki) makin dekat dengan Allah. Bagi penerima zakat (mustahik), kebutuhan hidup bisa tercukupi, ibadah bisa lebih khusyu’. Amil sebagai pengelola zakat punya energi untuk melayani umat yang sedang kesulitan.
Zakat membuat hidup lebih berwarna. Warna yang membawa kebahagiaan. Bahagia ketika mustahik terbantu. Dengki bisa dikikis. Semangat hidup mustahik bertumbuh. Mampu mandiri, memenuhi kebutuhan hidup. Zakat membangun kebersamaan, mencegah perilaku kriminalitas.
Warnai hidupmu dengan zakat. Niscaya keberkahan semakin merekah. Seperti bunga ranum di taman surga. Hiduplah penuh warna kebaikan agar berkah terus mengalir sepanjang waktu.




