Merawat Aset Kebaikan

Merawat Aset Kebaikan

Manusia bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Hasil jerih payah tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Sebagian penghasilan diinvestasikan dalam bentuk aset berupa tabungan, emas, tanah, saham, dan aset digital. Harapan utamanya agar harta semakin berkembang, menjadi passive income, lalu dapat dinikmati di masa tua.

Aset menjadi tolok ukur kekayaan seseorang, sekaligus menjadi instrumen menumbuhkan kebajikan. Harta yang berlimpah ruah dapat menjadi aset kebaikan manakala memberikan manfaat bagi sekitar, digunakan untuk membantu anak dan keluarga miskin.

Harta menjadi solusi membantu saudara kita yang ditimpa musibah. Harta dapat dikelola untuk memfasilitasi Pendidikan berkualitas, kemandirian ekonomi masyarakat kecil. Harta yang dirawat dengan baik akan berkembang, semakin memperluas peluang amal kebaikan.

Selain harta, ada aset yang tak kalah berharga. Aset itu bernama sobat baik. Teman dekat. Kawan yang mengajak kita pada jalan kebaikan. Sahabat yang senantiasa mendorong diri kita semakin produktif dan bermanfaat.

Persahabatan dapat membuka jalan rizki. Persahabatan yang dirawat yang melalui silaturahim, akan memperpanjang usia. Berkunjung secara luring atau daring. Berbagi cerita, kiat, dan pengalaman. Saling memotivasi dan menginspirasi. Makan bersama, saling memberi hadiah, akan menguatkan persahabatan.

Di antara semua aset kebaikan, yang paling berharga, tentu saja keluarga. Keluarga kecil atau keluarga besar, tempat yang membuat kita tenang dan bahagia. Kasih sayang orangtua. Doa dan bakti kita pada orangtua. Dukungan suami atau istri dalam karier. Anak-anak yang soleh, akan menjadi muara kebaikan kita.

Semakin baik hubungan dengan keluarga, semakin terbuka lebar jalan meraih harapan dan misi hidup kita.

Mari rawat aset kebaikan kita dengan kepedulian dan ketulusan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *