Lembaga amil zakat punya dua pelanggan utama. Muzakki dan mustahik. Muzakki memberikan zakat. Mustahik menerima zakat. Posisi amil sebagai perantara dua pelanggan. Perantara untuk menyalurkan bantuan dan memfasilitasi pemberdayaan.
Mustahik bukan berarti akan dibantu terus-menerus. Diberi bantuan tanpa henti. Mustahik diharapkan mampu mandiri, dalam artian melalui kerja atau wirausaha akan mampu memiliki pendapatan yang cukup untuk kebutuhan keluarga.
Mustahik sebagai pelanggan, oleh karena itu wajib dilayani secara baik dan proporsional. Banyak mustahik yang membutuhkan bantuan. Hanya saja lembaga zakat tidak mampu membantu semua mustahik, kerena sumber daya terbatas, sehingga perlu proses seleksi dan prioritas bantuan.
Dalam seleksi mustahik, tidak cukup hanya melihat kondisi rumah, perabot, dan armada sebagai parameter layak dibantu. Rumah bagus bisa saja dari warisan sebagai tempat tinggal satu-satunya, perabot peninggalan suami, armada untuk bekerja, dalam kondisi ini pendapatan masih belum mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
Ada tiga hal yang harus dipastikan dalam menggali kondisi mustahik. Pertama, kondisi ekonomi, terutama aktifitas kerja, sumber pendapatan, dan aset yang dimiliki mustahik. Kondisi ini sebagai pertimbangan untuk memberi bantuan dan memulai pendampingan usaha.
Kedua, karakter mustahik, yakni sifat dan sikap yang tercermin dalam perilaku. Aspek karakter dapat dilihat dari gaya hidup, aktifitas ibadah, adab dalam interaksi, dan informasi dari keluarga atau tetangga terdekat. Karakter sebagai modal penting untuk peningkatan kompetensi.
Ketiga, kompetensi mustahik, yaitu kemampuan berupa pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan agar mustahik mampu bekerja lebih produktif. Kompetensi dapat ditingkatkan, jika mustahik memiliki karakter yang baik, punyak kemauan untuk maju, punya hasrat belajar, agar keterampilan lebih berkembang.
Lembaga amil zakat berusaha menemukan mustahik brilian di antara sejumlah orang yang dibantu, dimana kondisi ekonomi tidak mencukupi, punya karakter yang kuat, dan memiliki kompetensi atau siap untuk dilatih menjadi lebih berdaya, sehingga modal dan kelengkapan usaha berdampak pada produktifitas mustahik. Tidak mudah menemukan mereka, dengan andil para muzakki, mustahik berpeluang menjadi muzakki.




