Misi Kemanusiaan Palestina

Misi Kemanusiaan Palestina

Sebelum berdiri negara zionis Israel. Wilayah Palestina merupakan negeri penuh kedamaian. Palestina hidup harmonis. Umat Islam, Kristen, dan Yahudi hidup rukun berdampingan. Aktivitas peribadatan berlangsung khidmat. Tanpa gangguan dan teror. Rumah ibadah tertata baik.

Palestina memiliki infrastruktur kota yang memadai di masa itu diantaranya bandara internasional Qalandia yang dibangun pada tahun 1924. Bandara Internasional Yerusalem, nama lain bandara Palestina ini menjadi penghubung dunia internasional untuk kegiatan militer, ekonomi, dan umum. Selain itu, telah terdapat jalur kereta api Jaffa atau Jerusalem Railway. Jalur ini menghubungkan antara Yerusalem dengan Pelabuhan Jaffa (sekarang menjadi wilayah Tel Aviv Israel).

Kehidupan damai berubah menjadi zona konflik sejak keputusan PBB membagi wilayah Palestina menjadi dua bagian di tahun 1947. Sebagian wilayah dibagi untuk masyarakat arab dan sebagian wilayah lain untuk wilayah Yahudi. Puncaknya pada tanggal 14 Mei 1948, deklarasi negara Israel.

Wilayah Israel semakin luas seiring kebijakan aneksasi terhadap pemukiman warga Palestina. Menurut Biro Pusat statis Palestina, Israel telah mencaplok 85 persen wilayah Palestina. Upaya pengusiran warga Palestina terus berlangsung hingga kini.

Setiap tahun ribuan jiwa rakyat Palestina meninggal dan kehilangan tempat tinggal. Pada tanggal 17 Oktober 2023, Israel melakukan pengeboman terhadap Rumah Sakit Al Ahli di Gaza, akibatnya 500 jiwa meninggal seketika.

Israel merupakan negara yang kebal hukum internasional. Israel bebas dari berbagai hukuman, meskipun melakukan pelanggaran hak asasi manusia seperti pembangunan permukiman Israel di Palestina, pembunuhan jurnalis dan tenaga medis. Resolusi PPB terkait hukuman bagi Israel selalu ‘mati kutu’ menghadapi veto Amerika.

Di masa awal merdeka, Palestina menjadi salah satu negara yang mengakui Indonesia secara de facto, sebagai negara berdaulat. Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, mufti besar Palestina, sosok yang berjasa menyampaikan Indonesia sebagai negara merdeka ke dunia internasional.

Misi kemanusiaan bangsa Indonesia menjadi harapan bagi keberlangsungan kehidupan warga Palestina. Suplai logisitk berupa obat-obatan, makanan, air, dan berbagai kebutuhan pokok menjadi prioritas untuk menanggulangi krisis kemanusiaan.  Pasca perbatasan Rafah-Mesir dibuka, setidaknya menjadi ‘angin segar’ untuk kelancaran misi kemanusiaan di Palestina.

Masyarakat Desa Lebih Berdaya

Masyarakat Desa Lebih Berdaya

Sebelum menjadi kota, suatu wilayah bermula dari desa. Seiring waktu hadir proyek pembangunan. Upaya merubah wajah desa menjadi kota. Lingkungan berubah menyesuaikan kebutuhan manusia. Tata kelola wilayah berganti dengan kepadatan penduduk, lahan makin sempit, bangunan bertingkat, dan sentuhan modernitas.

Masyarakat kota berbangga dengan capaian ekonomi dan kualitas hidup yang lebih baik. Namun, ada satu hal yang tidak akan pernah berubah. Orang kota perlu makan. Sumber makanan banyak berasal dari desa. Hasil tanam, tangkap laut, dan aneka budidaya ternak berasal dari usaha masyarakat desa. Desa menjadi tumpuan hidup bagi keberlangsungan kebutuhan pangan masyarakat kota.

Saat ini generasi petani, nelayan, peternak, semakin menurun. Mata pencaharian di kota jauh lebih menarik. Peluang pendapatan lebih tinggi telah mendorong anak-anak muda desa bermigrasi ke kota. Berharap mendapat kehidupan yang lebih pasti dan bermutu. Itu semua memang pilihan hidup. Hanya saja perlu ada keseimbangan, antara kota dan desa, sehingga kedua wilayah ini tetap terjadi simbiosis mutualisme. Hubungan yang saling memberi manfaat dalam berbagai sektor.

Masyarakat kota yang relatif memiliki tingkat kesejahteraan lebih baik menunaikan Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF) melalui DSM. Instrumen keuangan Islam ini dapat dialokasikan untuk program pemberdayaan masyarakat desa, sehingga keberadaan mereka lebih berdaya.

Pemberdayaan mencakup seluruh sektor dari kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan, dan spiritualitas. Pemberdayaan tidak hanya sekedar memberikan sarana fisik dan permodalan, tetapi memberi wawasan masyarakat desa. Pemahaman yang baik akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menghadapi masalah dan mengelola potensi di desa.

Ilmu pengetahuan dan penggunaan teknologi membantu proses pertanian, peternakan, dan pengolahan pangan menjadi lebih baik dan siap diterima pasar. Pembentukan kelompok, skema pendampingan membuka jalan perubahan bagi masyarakat untuk bisa memanfaatkan potensi alam secara lebih optimal tanpa harus merusak. Anak-anak muda desa lebih giat dan produktif mengolah kemampuan yang dimiliki. Kebaikan mendorong kehidupan masyarakat desa lebih berdaya.

Potret Mustahik Produktif

Potret Mustahik Produktif

Lembaga amil zakat punya dua pelanggan utama. Muzakki dan mustahik. Muzakki memberikan zakat. Mustahik menerima zakat. Posisi amil sebagai perantara dua pelanggan. Perantara untuk menyalurkan bantuan dan memfasilitasi pemberdayaan.

Mustahik bukan berarti akan dibantu terus-menerus. Diberi bantuan tanpa henti. Mustahik diharapkan mampu mandiri, dalam artian melalui kerja atau wirausaha akan mampu memiliki pendapatan yang cukup untuk kebutuhan keluarga.

Mustahik sebagai pelanggan, oleh karena itu wajib dilayani secara baik dan proporsional. Banyak mustahik yang membutuhkan bantuan. Hanya saja lembaga zakat tidak mampu membantu semua mustahik, kerena sumber daya terbatas, sehingga perlu proses seleksi dan prioritas bantuan.

Dalam seleksi mustahik, tidak cukup hanya melihat kondisi rumah, perabot, dan armada sebagai parameter layak dibantu. Rumah bagus bisa saja dari warisan sebagai tempat tinggal satu-satunya, perabot peninggalan suami, armada untuk bekerja, dalam kondisi ini pendapatan masih belum mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.

Ada tiga hal yang harus dipastikan dalam menggali kondisi mustahik. Pertama, kondisi ekonomi, terutama aktifitas kerja, sumber pendapatan, dan aset yang dimiliki mustahik. Kondisi ini sebagai pertimbangan untuk memberi bantuan dan memulai pendampingan usaha.

Kedua, karakter mustahik, yakni sifat dan sikap yang tercermin dalam perilaku. Aspek karakter dapat dilihat dari gaya hidup, aktifitas ibadah, adab dalam interaksi, dan informasi dari keluarga atau tetangga terdekat. Karakter sebagai modal penting untuk peningkatan kompetensi.

Ketiga, kompetensi mustahik, yaitu kemampuan berupa pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan agar mustahik mampu bekerja lebih produktif. Kompetensi dapat ditingkatkan, jika mustahik memiliki karakter yang baik, punyak kemauan untuk maju, punya hasrat belajar, agar keterampilan lebih berkembang.

Lembaga amil zakat berusaha menemukan mustahik brilian di antara sejumlah orang yang dibantu, dimana kondisi ekonomi tidak mencukupi, punya karakter yang kuat, dan memiliki kompetensi atau siap untuk dilatih menjadi lebih berdaya, sehingga modal dan kelengkapan usaha berdampak pada produktifitas mustahik. Tidak mudah menemukan mereka, dengan andil para muzakki, mustahik berpeluang menjadi muzakki.

Tiga Peran Strategis Amil

Tiga Peran Strategis Amil

Hanya zakat fitrah yang wajib ditunaikan di bulan Ramadhan. Zakat harta (maal) tidak menunggu Ramadhan tiba. Jika telah masuk haul dan mencapai nisab, maka zakat wajib ditunaikan. Boleh menunaikan zakat lebih awal. Demikian pula dengan zakat penghasilan dapat ditunaikan setiap bulan. Kondisi ini tentu menuntut amil sigap melakukan layanan zakat.

Amil mesti hadir sepanjang tahun, bahkan sepanjang masa. Selama kehidupan manusia masih ada, regenerasi amil akan terus berlangsung. Amil selamanya mengemban amanah pengelolaan zakat sebagaimana tercatat dalam Al-Qur’an, surah at-Taubah ayat 60.

Selain menghimpun zakat dari umat Islam, amil punya kewajiban untuk menyalurkan dan mendayagunakan zakat secara tepat kepada delapan asnaf. Kewajiban utama amil dapat dilakukan secara optimal melalui tiga peran strategis.

Amil dituntut mampu menganalisa masalah dan potensi keummatan. Amil mencari sebab timbulnya kemiskinan, pengangguran, gizi buruk, putus sekolah, dan masalah sosial lain. Amil menggali potensi kemandirian mustahik, keunggulan siswa binaan, pertanian, peternakan, dan potensi ekonomi lain, sehingga dapat diberdayakan secara berkelanjutan.

Setelah menemukan akar masalah dan sumber potensi umat, amil diharapkan bisa memberi solusi. Solusi berupa ide, gagasan, konsep yang dituangkan dalam perencanaan. Solusi dapat digali dari donatur atau mustahik. Ajak mereka berdiskusi. Tim amil duduk bersama menuangkan pemikiran cemerlang bagi penguatan umat.

Tahap paling menentukan adalah bagaimana amil mampu merealisasikan solusi. Dari gagasan, pikiran, menjadi eksekusi operasional, sehingga menghasilkan dampak kemanfaatan yang signifikan. Dalam bentuk penyaluran dan pendayagunaan. Pengelolaan zakat betul-betul dirasakan bagi umat. Nikmat zakat dalam bentuk kemandirian umat kian nyata.

Peran strategis amil membutuhkan kolaborasi. Dukungan dari seluruh pihak sangat berharga bagi amil Dompet Sosial Madani. Selain dukungan sumber daya berupa zakat, infak, sedekah, dan wakaf, Anda dapat berbagi ilmu dan pengalaman. Semoga kerja keummatan semakin efektif di bulan Ramadhan dan bulan-bulan selanjutnya.

Loyalitas Amil

Loyalitas Amil

Muzaki loyal penting. Amil loyal jauh lebih penting.

Amil adalah aset utama lembaga zakat. Tanpa amil, aktivitas lembaga tidak berjalan. Muzaki tidak terkelola. Mustahik tidak terbantu.

Loyalitas amil adalah energi untuk menggerakan lembaga secara berkelanjutan. Loyal berarti setia. Setia pada lembaga. Dalam makna lebih luas, komitmen pada pekerjaan utama sebagai amil. Setia untuk memberdayakan umat. Di mana pun dan kapan pun.

Amil loyal piawai mengelola lembaga. Tangguh memberdayakan umat. Pemberdayaan perlu waktu cukup lama. Loyalitas amil diperlukan, agar misi utama lembaga bisa dikerjakan secara optimal. Harapan besar, bisa tuntas mengentaskan kemiskinan.

Loyal memerlukan proses intensif. Ada enam proses yang bisa dilakukan oleh lembaga untuk membentuk dan menjaga loyalitas amil:

Loyalitas Amil #1: Internalisasi Nilai

Nilai adalah landasan inti lembaga zakat. Pedoman dasar perilaku amil. Karakter amil mesti selaras dengan nilai utama lembaga.

Integritas biasanya menempati urutan pertama dalam nilai lembaga. Konsistensi amil dalam kejujuran. Tidak curang. Tegas untuk tidak korupsi. Kuat menjaga moral diri.

Nilai-nilai lain seperti profesionalitas, layanan prima, dispilin, kerja tim, antusias, dan pembelajar, semakin memperkuat eksistensi lembaga.

Nilai lembaga harus ditulis. Mudah dibaca dan diingat. Seluruh tim wajib memahami mengapa dan untuk apa nilai lembaga. Tim yang direkrut harus sesuai nilai lembaga. Seleksi perilaku amil sebelum seleksi kompetensi.

Amil diberi pemahaman nilai lembaga. Dilatih secara berkala agar punya gambaran dan mampu menerapkan nilai di lingkungan kerja lembaga.

Amil sosok manusia biasa. Ia berpeluang lupa dan khilaf. Monitoring perilaku amil secara berkala penting dilakukan. Lembaga memastikan amil on the track. Karakter amil mencerminkan komitmen pada nilai.

Loyalitas Amil #2: Pembelajaran Berkelanjutan

Kesempatan belajar bagi amil sangat penting untuk pertumbuhan lembaga. Kompetensi amil meningkat, produktifitas kerja akan meningkat.

Amil potensial. Punya passion dan bakat. Punya pengalaman kerja. Tetap perlu mendapatkan proses pembelajaran berkelanjutan. Apalagi bagi amil baru. Sangat perlu pembekalan.

Pembelajaran dilakukan secara terpadu dan berkala. Pembelajaran untuk penguatan karakter dan kompetensi. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik diperkuat melalui proses pembelajaran.

Proses pembelajaran bisa dilakukan secara internal dan eksternal. Lembaga merancang sendiri skema pelatihan. Mengundang pakar atau amil lembaga yang dianggap ahli. Amil juga bisa diikutkan di pelatihan yang diadakan oleh lembaga lain.

Pasca pelatihan, amil presentasi di depan amil lain. Agar amil semakin paham materi pelatihan. Amil diminta mengadaptasi hasil pelatihan dalam aktivitas kerja dan didampingi oleh amil yang lebih kompeten.

Jika cukup sumber daya atau punya akses beasiswa, amil diberi kesempatan untuk studi S1, S2, dan S3. Pendidikan formal memperkuat pondasi ilmu pengetahuan, sehingga amil punya tradisi berpikir ilmiah, kritis, berbasis data, dan logis.

Lembaga juga perlu memfasilitasi sertifikasi amil. Sertifikasi menjadi bukti amil punya kompetensi yang standar.

Banyak pilihan proses pembelajaran bagi amil. Terpenting proses tersebut harus efektif, sehingga dampak pembelajaran dapat dilihat melalui kinerja Lembaga.

Loyalitas Amil #3: Karir dan Tantangan

Kesempatan karir dan tantangan tugas dapat mengasah kemampuan amil. Amil yang telah mendapatkan pembelajaran perlu ruang praktek, agar kompetensi semakin berkembang.

Bukan sekedar praktek biasa, tapi deliberate practice. Istilah deliberate practice dimunculkan oleh Anders Ericsson, psikolog asal Swedia. Deliberate artinya disengaja. Dirancang untuk target tertinggi, yakni menjadi ahli atau ekspert.

Deliberate practice adalah upaya pelatihan yang keras, spesifik, berkelanjutan, hingga menjadi ekspert. Menurut Ericsson, sesuai hasil riset, jalan menuju ekpert membutuhkan waktu setidaknya 10.000 jam.

Ketika amil diberi tugas, jabatan, dan tantangan kerja, sesungguhnya itu tidak hanya untuk kepentingan lembaga, tapi juga untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi diri amil.

Loyalitas Amil #4: Fasilitas Kerja

Bagaimanapun amil membutuhkan fasilitas kerja yang cukup untuk keberlangsung hidup. Membeli kebutuhan hidup dasar, seperti sandang, pangan, dan papan. Apalagi jika amil telah berkeluarga, kebutuhan semakin bertambah, di antaranya biaya pendidikan.

Gaji, jaminan kesehatan, jaminan ketenagakerjaan, apresiasi, penghargaan, dan fasilitas penunjang lain diberikan secara proporsional. Sesuai kemampuan lembaga, tanggung jawab jabatan, lama dedikasi, tingkat pendidikan, dan produktifitas amil.

Fasilitas kerja tidak menjamin sepenuhnya amil mampu bekerja secara produktif. Namun setidaknya fasilitas kerja akan memberikan keamanan dan kenyamanan, sehingga amil dapat bekerja lebih fokus.

Loyalitas Amil #5: Kejelasan Regulasi

Regulasi merupakan seperangkat kebijakan, aturan, sistem, dan aneka prosedur yang diterapkan oleh lembaga di lingkungan kerja amil.

Regulasi harus jelas artinya ada dokumen tertulis dan mudah dipahami oleh seluruh amil. Regulasi perlu disosialisasikan, sehingga amil bekerja secara tepat. Amil juga perlu proaktif memahami atau bertanya perihal regulasi lembaga.

Regulasi disusun agar misi lembaga dapat dilakukan secara efektif dan visi bisa dicapai. Penetapan regulasi tidak selalu top down. Hanya disusun oleh pemangku kebijakan Lembaga. Regulasi akan semakin tepat, jika disesuaikan tantangan ke depan, kondisi lapangan, dan aspirasi terbaik dari tim.

Loyalitas Amil #6: Kepemimpinan dan Komunikasi

Kepemimpinan menjadi salah satu faktor pendorong amil loyal pada lembaga. Kepemimpinan yang tepat akan menjaga loyalitas amil.

Terkadang amil kompeten menemukan jalan buntu, ketika ia berhadapan dengan pemimpin yang tidak akomodatif. Produktifitas amil terhambat kerena ulah pimpinan yang tidak bijak dan tidak kompeten.

Pemimpin semestinya mampu menerapkan kombinasi pola kepemimpinan. Kepemimpinan perlu adaptif. Terutama saat merespon situasi lembaga. Ada kalanya pemimpin bersikap demokratif, di lain situasi perlu otoriter, terutama menyangkut keselamatan lembaga.

Pemimpin mampu mempengaruhi dan menggerakan tim sesuai visi dan misi lembaga. Pemimpin mampu mendengar dan menerima masukan brilian dari amil. Pemimpin juga tegas memaksa amil melalui perintah, agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.

Kepemimpinan yang sesuai dengan situasi lembaga. Melihat tim tidak dapat diubah, meski telah melalui berbagai upaya pembinaan, maka keputusan untuk mengeluarkan harus diambil. Sebaliknya, ada tim yang kompeten dan produktif, maka harus diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berkembang.

Komunikasi pemimpin menjadi kunci keberhasilan lembaga. Pemimpin perlu mengkomunikasi secara lugas terkait kebijakan, harapan, perubahan, dan visi. Merancang program dan layanan baru perlu komunikasi. Diskusi dengan tim. Ngopi bareng.

Terbuka pada tim terkait kondisi lembaga. Mengajak tim amil, bersama untuk membenahi lembaga. Membimbing mereka untuk berani mengemban posisi lebih tinggi. Mengambil resiko lebih besar dan terukur.

Bagaimana jika proses diatas telah dilakukan secara optimal dan amil tetap resign dari lembaga?

Amil punya keputusan atas rencana hidup dan masa depan yang dituju. Tugas kita memastikan bahwa ia keluar tanpa meninggalkan masalah. Keluar bukan karena ada persoalan di dalam lembaga yang belum selesai.

Pastikan amil keluar, karena ia punya visi lebih besar, mendapat kesempatan lebih luas untuk berkembang, dan punya kesiapan ilmu dan keterampilan memadai untuk berlomba dalam kebajikan.

Amil bukan hanya milik lembaga. Amil milik keluarga dan umat. Amil tetap loyal pada peran utama, meski di lain wadah.

Biarkan ia mengepakkan sayapnya lebih lebar di cakrawala peradaban. Selama ia masih menggenggam misi ke-amil-an, maka kebermanfaatan terus mengalir bagi umat. Amal jariyah bagi pempimpin lembaga.

Kuatkan Bali

Kuatkan Bali

Giat ekonomi belum pulih. Area utama wisata hanya ada segelintir wisatawan. Sejumlah restoran dan pusat oleh-oleh minim pengunjung.

Seorang kawan yang menginap di hotel daerah Kuta, jadi satu-satunya tamu. Jalan-jalan di tempat wisata, serasa milik pribadi.

Pengusaha katering baru pun bermunculan, bersaing dengan pemain lama. Market yang terbatas, harga murah menjadi bahan persaingan. Hotel menjual nasi dan jajanan di pinggir jalan.

Setiap ada bukaan lowongan kerja, semisal coffee shop, yang melamar bisa sampai ribuan. Mayoritas pernah kerja di hotel. Pencari kerja lebih tinggi ketimbang lapangan kerja yang tersedia.

Di pasar tradisional, sebagian penjual oleh-oleh khas Bali terpaksa menutup lapaknya. Biaya operasional tidak sebanding dengan keuntungan. Mereka beralih jualan di rumah dan online.

Di sisi lain, meski kondisi usaha sedang lesu, ada sejumlah usaha tetap bertahan, stabil, bahkan bertumbuh. Selain karena produk atau jasa yang bagus, harga terjangkau, juga ditopang jaringan dan market masih yang masih eksis.

Salah satu usaha yang bertahan, warung nasi campur Banyuwangi di Denpasar. Berada di lokasi strategis. Lahan parkir luas, bisa menampung sejumlah motor dan mobil. Menu bervariasi. Harga satu porsi dari delapan ribu sampai tiga puluh ribu ada, tergantung pilihan lauk. Masih ada banyak usaha lain yang masih bertahan di masa serba tidak pasti.

Di momen Ramadhan kedua pandemi ini, kita mesti saling menguatkan. Bagi kita yang masih memiliki rizki lebih, bisa belanja di tempat yang nampak sepi pembeli.

Kita dapat memberi order pengerjaan atau projek untuk sejumlah usaha kecil. Syukur bisa jadi investor yang fair. Upaya mencetak pengusaha baru atau membuka lapangan pekerjaan.

Bagi pegiat filantropi, kita menjadi jembatan kebaikan bagi orang kaya dan keluarga miskin. Masih banyak orang tidak mampu yang menyembunyikan kesulitan hidupnya. Sebagian orang kaya kesulitan menyalurkan kebaikan secara tepat dan amanah.

Semoga Ramadhan tahun ini Allah luaskan rizki kita, sehingga mampu membantu banyak orang yang tak berdaya, agar lebih berdaya. Menebar manfaat. Alirkan berkah kebaikan. Sekuat tenaga, kuatkan Bali. Peduli sesama. Bahagia bersama.

Rumah Harapan

Rumah Harapan

Bagi banyak orang, memiliki rumah adalah sebuah impian. Rumah menjadi tempat bersama untuk menapaki kehidupan. Rumah melahirkan ketenangan dan kebahagiaan keluarga.

Rumah merupakan kebutuhan dasar hidup manusia. Kehidupan keluarga menjadi lebih harmonis tatkala ada rumah untuk bernaung bersama orang-orang tercinta.

Upaya memiliki rumah pun dilakukan dengan berbagai cara. Dimulai dengan membangun bisnis, penghasilan meningkat, lalu membeli rumah secara tunai. Ada pula yang membeli rumah dengan mencicil atau membangun secara bertahap sesuai kemampuan finansial.

Kenyataan yang ada, tidak semua keluarga mampu membeli rumah. Mereka terpaksa memilih kontrak rumah, sewa tanah, atau sewa kamar kos.

Kondisi paling buruk banyak dijumpai di sejumlah kota besar, dimana keluarga tinggal di kolong jembatan, tol, pinggir sungai, kuburan, lahan kosong yang penuh semak belukar. Tidak ada pilihan lain, selain bertahan hidup.

Tidak Punya Rumah

Keluarga yang tidak mampu membangun rumah disebabkan sejumlah faktor. Pertama, disebabkan kemampuan finansial yang rendah. Ketiadaan pekerjaan, gaji yang minim. Sulit untuk memenuhi kebutuhan pangan, biaya pendidikan, apalagi untuk membeli rumah.

Di kondisi lain, lantaran usaha mengalami kerugian, sementara hutang harus dibayar, maka rumah yang dimiliki harus dijual untuk melunasi hutang usaha.

Kedua, ketidakmampuan memiliki rumah tidak hanya karena faktor ekonomi. Bencana alam seperti banjir, gempa, tsunami, likuifaksi, dan erupsi menyebabkan banyak rumah lulu lantah. Rumah yang dibangun dengan usaha kerja keras, rata dengan tanah dalam sekejap.

Ketiga, gaya hidup yang tinggi menyebabkan seseorang hidup konsumtif. Sewa rumah mewah, ketimbang beli rumah sederhana padahal punya kemampuan finansial. Ketidakmampuan mengelola keuangan dapat menyebabkan seseorang tidak mampu membeli rumah.

Keempat, terlantar atau ditelantarkan oleh keluarga terdekat. Kondisi ini dialami para lansia yang tidak memiliki keturunan, sementara sebagian kerabat telah meninggal.

Seseorang yang merantau sejak usia muda hingga memasuki masa senja, tidak terhubung dengan keluarga terdekat. Saat kondisi sakit, menjelang kematian, tidak ada sanak keluarga yang mendampingi lansia.

Dalam kasus lain, anak menelantarkan orang tua yang telah lanjut usia. Padahal si anak memiliki rumah dan kemampuan finansial, tapi membiarkan orang tua hidup sebatang kara. Terlunta di jalan, hidup di gubuk dengan kondisi yang memprihatinkan.

Wujudkan Impian

Harapan keluarga miskin (dhuafa) memiliki rumah dapat menjadi kenyataan, jika semua pihak saling membantu. Dompet Sosial Madani (DSM) melalui program rumah harapan memfasilitasi pembangunan rumah bagi dhuafa di Bali dan sejumlah daerah yang mengalami bencana.

Rumah harapan bukan sekedar bangunan, tapi menjadi pijakan agar hati yang piluh menjadi bahagia, sehingga lansia dapat hidup dengan tenang di masa tua.

Keluarga yang ditimpa bencana dapat kembali hidup tenang di rumah yang baru. Para ayah akan fokus bekerja, ketika istri dan anak tinggal di rumah.

Program rumah harapan yang digagas DSM bermula dari gempa Lombok 2018. Gempa menyebabkan lebih dari sepuluh ribu rumah rusak.

Rumah harapan pada awalnya memfasilitasi penyitas bencana untuk dapat tempat tinggal yang lebih layak. Setidaknya rumah tersebut dapat bertahan sampai lima tahun.

Kini, program rumah harapan tidak hanya untuk bencana. Pembangunan rumah harapan diberikan kepada lansia dan para guru ngaji.

Skema pembangunan tidak harus dimulai dengan membeli tanah. Rumah harapan dapat dibangun di atas tanah wakaf, tanah yang dipinjamkan atau tanah yang disewakan.

Prinsipnya lansia dapat tinggal dengan nyaman menghabiskan sisa usia dengan beribadah. Guru ngaji dapat lebih fokus untuk mengajar Al-Qur’an.

Menguatkan Mustahik

Menguatkan Mustahik

Masa berakhir pandemi masih belum pasti. Meski sudah ada prediksi dari para ahli. Hitungan matematis, berdasarkan data kasus corona negara lain, hanya untuk membantu memperkirakan, kapan penyebaran COVID-19 usai.

Pemerintah memperkirakan tingkat pandemi akan turun pada bulan Juli 2020. Prediksi lain menyebutkan, persebaran wabah di Indonesia berhenti pada 7 September 2020. Perkiraaan tersebut berdasarkan penelitian Driven Innovation Lab di Singapore University Technology and Design.

Siapapun yang memprediksi, semua pihak berharap corona segera berlalu. Masyarakat berharap kembali beraktivitas seperti sedia kala. Anak-anak bisa kembali sekolah. Ketika libur bertamasya bersama orang tua.

Kenyataan, wabah masih berlangsung. Selain dampak kesehatan, pandemi membuat kondisi sosial ekonomi terganggu. Terlebih bagi mereka yang kehilangan pekerjaan. Sulit membeli sejumlah kebutuhan, karena tidak ada penghasilan.

Pedagang kesulitan menjual barang. Hasil panen tidak terserap pasar. Hewan ternak dibeli dengan harga murah. Di saat yang sama ada pengeluaran pasti. Biaya sewa tempat, bahan bakar, dan listrik tetap harus dibayar.

Di bulan Ramadhan, tidak jarang harga kebutuhan bahan pokok tertentu melonjak. Daya beli masyarakat tak kunjung menguat. Kondisi rumah tangga kian sulit untuk membeli bahan utama.

Mustahik Bertambah

Pandemi membuat kemiskinan bertambah. Kemiskinan bisa semakin parah. Masyarakat rentan miskin turun kelas, masuk ke golongan miskin. Orang miskin baru terus bertambah. Mustahik baru bermunculan.

Kemiskinan sangat tidak kondusif bagi keberlangsungan kehidupan sosial. Ekses kemiskinan bisa menimbulkan kerentanan sosial. Hubungan sosial yang harmonis bisa porak poranda.

Kelompok masyarakat yang masuk kategori miskin bisa saja terdorong melakukan tindak kriminal. Terpaksa mencuri. Perut yang lapar, tidak jarang membuat orang putus harapan. Jika tidak bisa mengendalikan, mengakhiri hidup jadi pilihan.

Kemiskinan berpotensi meningkatkan kekerasan dalam rumah tangga. Suami istri jadi sering marah. Sulit menemukan titik temu komunikasi. Padahal komunikasi adalah kunci kedamaian keluarga. Sensitif dan tempramen ketika ada masalah kecil.

Tumbuh rasa dengki melihat keadaan orang lain yang lebih beruntung secara ekonomi. Amarah bergemuruh di dalam dada. Rasa frustasi hinggap ke dalam jiwa.

Dalam konteks Islam, kemiskinan membuat orang dekat pada kekufuran. Iman akan mudah tergadai. Iming-iming sembako membuat orang berpindah agama. Kemiskinan bisa melahirkan iri hati dan kedengkian.

Filantropi Islam

Bulan Ramadhan 1441 H merupakan kesempatan untuk berbagi. Saatnya umat membantu umat. Jama’ah menolong jama’ah. Muzakki meringankan beban mustahik. Masjid menghimpun seluruh sumber daya untuk membantu warga miskin di sekitar masjid.

Lembaga amil zakat (LAZ) seperti Dompet Sosial (DSM), harus terus mengerahkan segala daya upaya guna membantu fakir dan miskin. Mengoptimalkan pengelolaan filantropi Islam sebagai solusi untuk membantu sesama di tengah pandemi.

Filantropi Islam terdiri zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Umat Islam diperintahkan membayar zakat ketika harta sudah mencapai nisab.

Zakat artinya mengeluarkan harta dalam jumlah tertentu, waktu tertentu, dan disalurkan pada goloangan tertentu. Zakat wajib dikeluarkan ketika mencapai nisab. Nisab adalah batas minimum harta wajib dikeluarkan untuk zakat. Dan sudah haul atau harta telah dimiliki secara penuh selama satu tahun.

Kondisi darurat karena corona, MUI mendorong umat Islam menyegerakan berzakat. Meskipun zakat belum mencapai haul. Selama sudah mencapai nisab segera dikeluarkan, agar fakir miskin dapat masyarakat yang terdampak COVID-19.

Termasuk membayar zakat fitrah dapat ditunaikan di awal Ramadhan. Zakat memiliki peran strategis dalam misi sosial. Dana zakat disalurkan untuk golongan khusus.

Penerima zakat disebut ashnaf. Golongan penerima zakat terdiri fakir, miskin, amil zakat, muallaf, riqab, gharimin, fii sabilillah, dan ibnu sabil. Dari delapan golongan, jumlah fakir dan miskin yang paling banyak dibantu di masa pandemi. Fakir dan miskin diprioritaskan, agar kelangsungan hidupnya terjamin.

Selain zakat, jenis filantropi Islam lainnya adalah infak. Infak artinya mengeluarkan harta, utamanya untuk kepentingan Islam. Kategori infak wajib ada kafarat, nadzar, dan fidyah. Infak sunnah diantaranya membantu masyarakat yang terdampak corona.

Beda dengan zakat, infak lebih fleksibel. Infak dapat diberikan kepada siapapun meski tidak masuk dalam 8 ashnaf. Infak boleh diberikan kepada non muslim yang membutuhkan bantuan.

Sedekah merupakan filantropi Islam yang memiliki makna lebih luas. Jika zakat dan infak berupa harta, maka sedekah tidak terbatas harta. Setiap kebaikan merupakan sedekah.

Senyum kepada orang lain bernilai sedekah. Berbagi inspirasi, keahlian, ilmu pengetahuan, kreatifitas dan inovasi bisa dikategorikan sedekah. Semua aktifitas berbagi kebaikan yang diniatkan untuk mencari ridho Allah merupakan sedekah.

Puncak filantropi Islam adalah wakaf. Wakaf artinya menahan. Menahan harta untuk dikelola lalu diambil faedah atau manfaat. Harta yang dikeluarkan wakif (pewakaf) dikelola oleh nadzir.

Nilai harta wakaf tidak boleh berkurang. Harta wakaf tidak bisa dipindahmilikkan. Harta wakaf tidak dapat diwariskan. Wakaf adalah sedekah jariyah. Harta yang dikeluarkan menjadi milik Allah atas nama umat.

Hasil atau manfaat wakaf diberikan kepada al-mauquf ‘alaih. Maknanya luas untuk apa saja selama bermanfaat bagi umat. Hasil wakaf bisa untuk pembangunan, bantuan sosial, bahkan untuk kelestarian alam.

Harta yang diwakafkan sebaiknya harta terbaik. Tanah atau bangunan yang berlokasi strategis. Tanah wakaf yang subur bisa untuk lahan pertanian atau peternakan. Sumur yang mengandung air bersih dapat dijadikan wakaf. Dengan begitu kemanfaatnya semakin luas.

Saat ini untuk berwakaf semakin mudah. Wakaf bisa berupa uang, sehingga setiap orang bisa berwakaf. Uang dikelola untuk membeli aset-aset produktif, sehingga nilai uang tidak berubah dan kemanfaatnya terus bertambah.

Wakaf juga bisa ditunaikan dalam bentuk saham perusahaan. Nadzir memiliki saham. Hasilnya berupa deviden. Laba yang diberikan setiap akhir tahun dapat dikelola untuk dikembangkan atau langsung disalurkan kepada penerima manfaat wakaf.

Dengan wakaf, kemanfaatan menjadi abadi. Pahala terus mengalir. Amal jariyah tidak pernah putus. Wakaf dengan harta lebih memungkinkan untuk dikerjakan. Karena tidak semua orang dikaruniai anak yang soleh atau punya ilmu bermanfaat yang menjadi rujukan kemajuan peradaban.

Bulan Solidaritas

Ramadhan adalah momentum solidaritas. Kesempatan terbaik untuk menguatkan mustahik yang semakin menderita karena pandemi.

Memberikan paket makanan berbuka sangat dianjurkan dalam Islam. Apalagi saat ini kondisi ekonomi sulit. Bisa makan sudah sangat bersyukur, sehingga setiap mustahik yang menjalankan puasa, dapat menikmati hidangan saat berbuka.

Orang yang memberikan makanan buka puasa mendapat pahala yang sama dengan orang berpuasa. Allah mudahkan jalan ke surga bagi orang yang berpuasa dan memberikan makanan bagi orang yang berpuasa.

Ramadhan adalah kesempatan bagi setiap anak untuk berlatih puasa. Demikian pula bagi anak mustahik. Anak yatim piatu berpuasa tanpa ditemani orang tua. Menahan lapar dan dahaga, lalu berbuka tanpa didampingi kedua orang tua.

Di bulan Ramadhan setiap orang bisa berbagi kebaikan dengan membantu anak yatim piatu. Memberi makanan ringan, bahan pangan, mainan, dan susu dapat menguatkan anak yatim piatu untuk semangat berpuasa. Bahagia menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.

Larangan mudik membuat mustahik tetap tinggal di daerah rantau. Rasa jenuh melanda. Rindu kampung halaman. Bekal bertahan hidup tinggal sisa-sisa. Resah bagaimana membahagiakan keluarga ketika lebaran tiba.

Kado lebaran bisa disalurkan untuk membantu keluarga miskin. Setidaknya mengganti rasa rindu sanak saudara di kampung. Keceriaan terpancar di wajah mustahik. Mata berbinar. Ada kebaikan di tengah kesulitan.

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) ditutup sejak terjadi pandemi. Guru ngaji tidak bisa mengajar. Anak-anak belajar ngaji di rumah. Guru ngaji kehilangan pendapatan.

Selama ini guru ngaji bergaji sangat minim. Malah tidak digaji di beberapa desa. Karena sudah dianggap terima zakat fitrah. Masih banyak orang tua enggan mengeluarkan harta untuk membayar guru ngaji. Jika dipaksa membayar, anak tidak diperbolehkan mengaji.

Tunjangan Hari Raya (THR) layak diberikan kepada guru ngaji. Agar ada semangat untuk mengajar ngaji. Pasca pandemi guru ngaji bisa mengajar kembali. Anak-anak semakin memahami mengenal Islam secara utuh. Beribadah secara benar. Mampu membaca Al-Qur’an.

Ramadhan menjadi sumber energi untuk saling menguatkan. Muzakki menguatkan mustahik. Mustahik punya harapan hidup lebih baik. Lebih kuat menghadapi ujian pandemi.

Lumbung Pangan untuk Hadapi Pandemi

Di masa panen, orang tua zaman dulu terbiasa menyimpan hasil tanam. Bulir padi, palawija, serta hasil panen lain, disimpan di bangunan khusus. Bentuk menyerupai gubuk atau rumah.  Dibuat dari bambu dan kayu. Bagian penyangga dibuat agak tinggi. Agar bahan pangan tidak rusak. Aman dari serangan hewan.

Masyarakat jawa menyebut bangunan penyimpan pangan dengan istilah lumbung. Sekarang lebih dikenal lumbung pangan. Setiap daerah punya sebutan berbeda. Di Bali disebut jineng. Fungsinya sama, untuk menyimpan bahan makanan pokok.

Bahan pangan disimpan sebagai cadangan. Ketika paceklik tiba, karena kemarau panjang atau gagal panen, kebutuhan pangan masih bisa tercukupi. Saat produksi berlebih, bahan pangan disimpan untuk menjaga stabilitas pasokan, sehingga harga jual tidak jatuh.

Masa pandemi kemungkinan terjadi cukup panjang. Belum pasti kapan segera berakhir. Kondisi ini menyebabkan kondisi darurat sosial,dampaknya pasokan pangan terganggu. Keberadaan lumbung pangan menjadi cara efektif untuk memfasilitasi kebutuhan pangan masyarakat.

Lumbung Pangan Keluarga

Kebijakan pembatasan sosial membuat masyarakat kian sulit memperoleh bahan pangan. Lumbung pangan perlu digencarakan, sehingga kebutuhan pangan terpenuhi. Pelaksanaan lumbung pangan dapat dimulai dari struktur sosial paling bawah, yakni keluarga.

Keluarga dapat menerapkan skema lumbung pangan secara mandiri. Keluarga di pedesaan, menyimpan hasil panen. Bagi warga kota, bahan pangan cukup dibeli di pasar. Bahan pangan minimal berupa beras. Akan lebih baik dilengkapai bahan pangan lain seperti minyak, gula, dan aneka lauk.

Bahan pangan disimpan sebagai stok, bukan untuk ditimbun. Penimbunan biasa dilakukan  untuk memperoleh keuntungan sangat tinggi. Akibatnya orang sulit untuk membeli, karena langkah dan mahal.

Lumbung pangan keluarga sarat misi sosial. Stok bahan pangan selain untuk keberlangsungan kebutuhan pangan keluarga. Juga dapat membantu orang lain yang kesulitan. Tetangga terdekat yang secara ekonomi lemah, terbantu dari lumbung pangan keluarga. Manfaatnya, hubungan tetangga tetap harmonis di masa pandemi.

Lumbung Pangan Masjid

Saat ini masjid dan mushola ditutup sebagai upaya mencegah persebaran corona. Adzan masih dikumandangkan sebagai tanda waktu sholat tiba. Namun sholat berjamaah ditiadakan. Jamaah masjid sholat di rumah masing-masing.

Keberadaan masjid yang lapang, dapat dimanfaatkan sebagai lumbung pangan. Pengurus masjid menyediakan bahan pangan bagi jamaah yang tidak mampu. Masjid yang memiliki dana lebih, bisa membeli kebutuhan pokok dalam jumlah besar.

Jama’ah yang mampu dapat menyalurkan dana atau berupa bahan pangan untuk dititipkan melalui pengurus atau takmir masjid yang berjaga. Rekening masjid dimanfaatkan untuk menghimpun bantuan pangan secara online.

Selanjutnya, bahan pangan disimpan di masjid. Dibuat rencana penyaluran bertahap. Secara teknis bantuan bahan disalurkan langsung. Untuk menghindari kerumunan. Bantuan disalurkan dari rumah ke rumah, kepada ashnaf zakat atau keluarga rentan miskin. Berdasarkan data yang dimiliki masjid. Warga yang belum menerima bantuan, tidak tercantum di data penerima bantuan pemerintah, dapat dimasukan di data penerima manfaat lumbungan pangan masjid.

Swadaya

Giat lumbung pangan sejatinya, mudah dilakukan oleh siapa saja. Makin banyak yang bergerak, makin banyak yang terbantu. Kekuatan swadaya menjadi kunci penting keberhasilan lumbung pangan. Ketulusan berbagi melalui tangan sendiri dapat meringakan derita orang lain.

Lembaga sosial kemanusiaan didukung pendonor rutin mengupayakan lumbung pangan. Melibatan kelompok pemberdayaan di desa. Sangat membantu warga kota yang kesulitan pangan. Lembaga filantropi seperti amil zakat bisa bekerjasama dengan relawan, menyalurkan langsung bantuan. Bekerjasama dengan masjid yang minim pendanaan.

Ketua RT/RW, dapat menginisiasi aktivitas swadaya masyarakat untuk saling membantu melalui skema lumbung pangan. Anggota yang mampu digerakkan untuk menyediakan bahan pokok. Bahan pokok disimpan di tempat yang disepakati.

Komunitas pun dapat melakukan hal yang sama untuk menghidupkan lumbung padi. Agar makin banyak masyarakat terbantu. Jika kondisi darurat terjadi, anggota yang kesulitan dapat dibantu melalui lumbung pangan swadaya. Lumbung pangan dapat mengurangi penderitaan masyarakat dengan tempo waktu yang lebih panjang sampai pandemi berakhir.

Lumbung pangan yang dikelola secara masif, rapi dan efektif, pada akhirnya akan menjadi benteng kokoh pasokan pangan selama menghadapi pandemi. Dan ke depan lumbung pangan akan menjadi kesadaran bersama untuk menguatkan ketahanan pangan Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kedermawanan Solusi Pangan

Aktivitas jual beli terus menurun sejak wabah corona merebak di tanah air. Perusahaan mulai merumahkan karyawan. Industri kecil gulung tikar. Gelombang PHK massal makin massif. Ekonomi rumah tangga makin tertekan. Penghasilan terus menipis, bahkan tidak ada.

Kesulitan membeli bahan pangan makin dirasakan, khususnya oleh masyarakat bawah. Bahan pangan tersedia di pasar. Namun tidak mampu membeli. Daya beli turun drastis. Teriak kelaparan seolah membahana di seantero negeri.

Saatnya menggerakkan kebaikan. Kedermawanan menjadi solusi ketersediaan pangan bagi keluarga miskin. Durasi pandemi yang tidak pasti, diperlukan uluran tangan dari para dermawan. Kepedulian kepada sesama dapat diwujudkan melalui pemberian bantuan pangan.

Kepedulian pangan perlu diperkuat di tengah pandemi. Stok kebutuhan pangan dilakukan tidak hanya untuk diri sendiri. Sebagian diberikan kepada orang lain sebagai spirit altruistik. Dalam definisi Auguste Comte altruisme sebagai “living for others” atau hidup bagi orang lain.

Saatnya menciptakan momen kebersamaan untuk berbagi pangan. Meringankan derita orang lain secara tulus. Membantu tanpa pamrih. Satu orang membantu satu orang. Satu kelompok membantu ketersediaan pangan bagi kelompok lain. Bagi umat Islam berbagi pangan merupakan wujud amal kebaikan sebagaimana termaktub dalam qur’an surat al-Baqarah (2) : 195.

“Dan berinfaklah kamu (bersedekah atau nafakah) di jalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah kerana sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik”.

Kreatifitas Bantuan Pangan

COVID-19 menimbulkan keadaan darurat. Upaya memberikan bantuan karitatif perlu dilakukan. Pemberian langsung berupa bantuan pangan dapat meringankan masyarakat yang mulai lapar. Meski bantuan ini bersifat jangka pendek. Pemadam kegawatdaruratan sosial. Kreatifitas tetap diperlukan agar bantuan lebih optimal.

Kreatifitas dapat dimulai dari penentuan jenis bahan pangan dan jangka waktu bantuan. Paket bantuan bahan pangan dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan makan selama 7 hari atau 14 hari. Tergantung kekuatan sumber daya yang dimiliki. Sebagaimana dilakukan Dompet Sosial (DSM) belum lama ini bekerjasama dengan kitabisa menyalurkan paket sembako 14 hari.

Apabila dana yang tersedia terbatas. Bahan pangan karbohidrat dapat diperbanyak seperti beras, mie telur, tepung, dilengkapi telur dan minyak. Jika dana cukup, kuantitas bahan lauk dibuat seimbang dengan bahan karbohidrat. Bahan lauk yakni sarden kaleng dan telur diperbanyak jumlahnya. Dilengkapi gula, kecap, garam, dan susu. Sangat baik jika dilengkapi sayuran yang tahan lama semisal kentang, wortel, dan mentimun. Lebih bermanfaat jika ditambahkan aneka buah untuk memperkuat imun penerima manfaat.

Pembelian bahan pangan dapat melibatkan petani binaan. Agar petani memperoleh pendapatan lebih layak. Sebagian dibeli di pedagang-pedagang kecil, agar mereka masih mendapatkan penghasilan.

Bantuan pangan juga bisa dirupakan nasi bungkus atau nasi kotak. Masyarakat dapat langsung menikmati. Satu makanan siap santap diusahakan banyak lauk dan nasi, agar dapat dimakan lebih dari satu anggota keluarga. Tentu lebih optimal, jika satu keluarga diberi paket nasi sesuai jumlah anggota keluarga.

Paket bantuan nasi dapat pula diproduksi melalui dapur umum berbasis masjid atau komunitas. Bekerjasama dengan usaha katering yang terbiasa memasak dalam jumlah besar dan cepat. Skema bantuan paket nasi juga dapat memberdayakan masyarakat kecil yang memiliki usaha warung makan atau jual nasi bungkus.

Dampak corona membuat penjual nasi kesulitan mencari pembeli. Melibatkan usaha kecil, sehingga mereka memiliki penghasilan tambahan. Memperoleh dua manfaat sekaligus. Dimasak oleh mustahik, disalurkan untuk mustahik.

Dalam mengolah dan menyalurkan bantuan pangan tetap harus memperhatikan protokol keselamatan bersama. Pemakaian masker, sarung tangan, penutup kepala, dan mengatur jarak dilakukan untuk mencegah potensi penularan COVID-19.

Galang Kepedulian Pangan

Dimulai dari dana pribadi untuk membantu sejumlah orang yang terdampak pandemi. Tentu saja jumlah yang dibantu terbatas sesuai kemampuan dana. Lebib maksimal jika melibatkan banyak pihak untuk berbagi. Manfaat bantuan dirasakan lebih banyak orang.

COVID-19 merupakan ancaman  bagi mustahik. Sekaligus jadi peluang bagi organisasi pengelola zakat mengajak orang lain untuk berbagi bantuan pangan. Didukung donatur individu dan perusahaan melalui dana ZIS atau CSR. Bagi petani atau peternak yang sudah mencapai nisob dapat menyalurkan zakat dalam bentuk bahan pangan atau hewan ternak.

Di masa pandemi ajakan berdonasi melalui kontak fisik, beresiko tertular. Alternatif galang dana secara online, bekerjasama dengan platform online dapat membantu agar penerimaaan dana optimal. Ajakan berbagi bisa dikerjakan secara online melalui sosial media dan aplikasi pesan.

Kemandirian Pangan

FAO memperingatkan, COVID-19 menganggu ketersediaan pangan. Kebijakan pembatasan sosial secara luas menghambat aktivitas produksi pangan. Kenaikan harga dapat terjadi di beberapa produk pangan. Sementara kemampuan masyarakat bawah untuk membeli semakin menurun.

Kedermawanan dapat dilakukan melalui skema diversifikasi dan kemandirian pangan. Dana ZISWAF yang dikelola OPZ dapat dialokasikan untuk menggerakkan sektor pertanian. Pemberian bantuan bibit. Cocok tanam dalam skala kecil bisa dilakukan di level rumah tangga. Edukasi binaan untuk mengoptimalkan pekarangan, lahan sempit, untuk dijadikan tempat bertanam sayur dan buah.

Upaya diversifikasi pangan digiatkan agar masyarakat tidak bergantung pada makanan pokok berbahan beras. Jenis bahan makanan seperti ubi, singkong, sukun, jagung, sagu, dan kacang-kacangan mengandung karbohidrat sebagai pengganti beras.

Cocok tanam skala lebih luas melibatkan kelompok-kelompok pertanian. Tidak hanya menanam beras. Menanam bahan pangan pengganti sesuai musim tanam, agar ketersediaan pangan tetap terpenuhi. Ikhtiar kemandirian pangan diharapkan dapat mencegah krisis pangan. Keberlangsungan stok pangan terpenuhi.