Tahun berganti. Dari 2020 ke 2021. Inilah ritme kehidupan. Menapaki waktu demi waktu. Menjalankan alur kehidupan sampai hari akhir tiba.
Pandemi membuat masa depan serba tidak pasti. Kita diminta untuk mempersiapkan bekal terbaik. Bekal untuk memenuhi hajat di dunia. Terpenting, bekal menuju akhirat.
Hidup perlu sinkronisasi. Perbuatan dunia semestinya selaras dengan visi akhirat. Alangkah tepat, jika menyiapkan resolusi dunia akhirat sejak sekarang.
Resolusi berarti keputusan. Ketetapan hati pada langkah apa yang akan ditempuh. Merancang sejumlah harapan terbaik dalam hidup kita.
Mengapa resolusi penting? Agar kita punya keteguhan hati. Mantap memilih setiap jalan. Meraih cita. Mencapai titik prestasi gemilang dalam hidup kita.
Lalu, dari mana memulai resolusi dunia akhirat kita?
Mulailah dari visi akhirat. Arah yang benar. Jalan yang lurus. Terbentang kemuliaan dan kebahagiaan. Sebab manusia yang ditakdirkan lahir ke dunia, kemudian akan menghadapi hari perhitungan. Pada akhirnya masa panjang kita ada di akhirat.
Akhirat yang jauh itu kita tarik benang merah di kehidupan kita saat ini. Hendak menjadi apa. Ingin dapat apa kita hari ini. Utamanya pada tahun 2021.
Kematangan Jiwa
Anak yang soleh lebih bernilai dibanding keunggulan lain. Kelebihan lain seperti kaya, berilmu, itu hanya pelengkap. Bagi orang tua, anak soleh inilah bekal terbaik. Anak soleh mengalirkan pahala tiada henti.
Bukan perkara mudah, mempertahankan iman di tengah derasnya informasi digital. Kesibukan kita di sosmed, jangan sampai menanggalkan tugas pokok utama sebagai hamba Allah, yakni ibadah.
Aqidah mesti lurus. Akhlak yang mulia. Ibadah ditunaikan secara istiqomah. Senantiasa bertobat. Inilah pondasi keslehan. Kematangan jiwa sangat ditopang oleh kesalehan kita.
Semakin soleh, semakin matang jiwa kita. Kematangan jiwa menjadi bekal utama menghadapi masa-masa sulit.
Memanfaatkan Ilmu
Hari ini, akses informasi, ilmu pengetahuan, dan keahlian begitu mudah didapat. Sepanjang waktu berjalan, maka sedapat mungkin ilmu kita bertambah.
Masa pandemi, saat aktivitas ke luar terbatas, ini saatnya kita belajar dan berkreasi. Dari google, youtube, e-book, kita bisa belajar hal baru. Mempraktekkan ilmu baru.
Ilmu yang sudah kita kuasai di perguruan tinggi atau dari membaca, semestinya bisa dimanfaatkan untuk menciptakan perubahan di sekitar kita. Mendidik anak muda. Berbagai pesan moral dan pengalaman sukses.
Kaya yang Halal
Semakin banyak harta, semakin banyak peluang amal. Kesempatan memberi dalam jumlah besar. Besarnya pendapatan akan mendorong kemampuan kita berzakat, bersedekah, dan berwakaf.
Harta yang baik diperoleh dari jalan yang halal. Dibelanjakan pada sesuatu yang halal dan bermanfaat.
Banyak ibadah dan kebaikan memerlukan dukungan harta. Haji dan umroh perlu harta. Menunaikan aqiqah. Membangun masjid. Mendirikan pesantren. Memberikan layanan ambulance gratis. Sekolah gratis. Rumah sakit gratis. Wakaf sawah, mall, dan hotel, hasilnya untuk kegiatan bermanfaat.
Berupaya menjadi kaya, agar kelak mendistribusikan segenap kekayaan di jalan yang penuh berkah. Kita pakai harta secukupnya, sebagian besar didermakan di jalan Allah.
Memimpin dengan Hati
Memimpin sejatinya mengambil peran. Peran untuk menciptakan perubahan. Jabatan itu penting, meski bukan segalanya. Berkuasa itu banyak maslahat, selama punya itikad mulia.
Orientasi kepemimpinan yang benar akan mendorong pemimpin mengambil tindakan yang benar. Tidak akan memilih jalan korupsi. Sebaliknya, mengambil kebijakan yang tepat. Menciptakan multiplier effect kemanfaatan bagi bangsa dan negara.
Memulai dari hati yang bersih. Niat yang tulus. Jadilah pemimpin di manapun kita berada. Minimal menjadi pemimpin untuk diri sendiri. Pemimpin bagi keluarga kita.
Ciptakan kebaikan. Ciptakan keunggulan. Ciptakan perubahan. Jika belum bisa melakukan perubahan besar. Setidaknya dalam satu pekan, kita menciptakan perubahan kecil secara konsisten.
Komitmen Hidup Sehat
Nikmatnya dunia hanya bisa dirasakan ketika kita hidup sehat. Mata sehat untuk melihat warna-warni panorama alam. Telinga sehat dapat mendengar kicauan burung dan semilir angin.
Hidung yang sehat dapat mencium nikmatnya aroma kopi gayo khas Aceh. Lidah yang sehat mampu mengecap lezatnya nasi kebuli.
Ada yang mengatakan sehat itu mahal. Bisa jadi benar, ketika sakit membutuhkan biaya besar agar tubuh kembali sehat. Sehat juga bisa jadi murah, ketika kita tahu dan mampu merawat tubuh secara tepat.
Hari ini banyak sahabat berguguran di masa pandemi. Kematian memang takdir. Tidak bisa dihindari. Kita semua akan mengalami kematian. Terlepas dari takdir, kita mesti punya prinsip hidup sehat.
Hidup sehat itu tentang komitmen diri. Tekad mengendalikan pola makan. Tidak semua makanan dibutuhkan tubuh kita. Banyak makanan dengan harga terjangkau yang menyehatkan. Bahan makanan tidak harus digoreng, banyak cara mengolah makanan seperti direbus dan dikukus.
Setiap penyakit ada sebab dan obatnya. Sebab penyakit bisa kita cegah. Mencegah lebih baik ketimbang mengobati. Mencegah berarti kita memilih makanan sehat. Olah raga secukupnya. Istirahat cukup.
Tahun 2021, pandemi belum berlalu. Tubuh kita akan diuji oleh virus yang bertebaran dan tidak tampak. Penerapan prokes juga soal komitmen kita hidup sehat. Jika kita sehat, maka banyak hal positif bisa dikerjakan. Resolusi dunia akhirat bisa kita lakukan lebih optimal.
Selamat berjuang di tahun 2021.
